Hampir semua peternak itik tentunya ingin efisiensi, oleh karena itu satu-satunya jalan adalah dengan menyusun pakan sendiri dengan bahan alternatif. Kriterianya adalah bahan tersebut banyak didaerah setempat, memiliki nilai gizi yang baik, dan harganya terjangkau. Semua harus terpenuhi, percuma pakan alternatif kalau jatuhnya harga pakan lebih mahal atau percuma harganya murah kalau kandungan nutrisi itik menjadi tidak terpenuhi.
Bahan
yang dapat dipilih untuk membuat pakan itik antara lain dedak padi/bekatul,
tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, ampas tahu, kopra, sorgum dan
menir. Ransum dapat pula dicampur antara bahan pakan tersebut dengan konsentrat
atau bahan bahan baku tersebut dicampur dengan bahan alternatif asal protein hewani
seperti cangkang udang, bekicot rebus, ikan rucah, yuyu, keong, dan kupang
(sejenis kerang berukuran kecil).
Jenis Bahan
|
Protein Kasar
(%)
|
Penggunaan Maksimal
(%)
|
|
Umur 0-4 minggu
|
‘> 5 minggu
|
||
Jagung
kuning
|
8
|
60
|
40
|
Dedak
padi
|
11
|
40
|
40
|
Tepung
ikan
|
50
|
25
|
15
|
Tepung
daging bekicot
|
50
|
25
|
20
|
Tepung
tulang
|
12,6
|
1
|
3
|
Tepung
kerang
|
2,08
|
1
|
3
|
Bungkil
kelapa
|
23,4
|
15
|
15
|
Tepung
gaplek
|
2,4
|
10
|
15
|
Tepung
daun turi
|
23,5
|
5
|
5
|
Tepung
daun lamtoro
|
34,9
|
2
|
5
|
Cara Menyusun Ransum
Sebelum
menyusun ramsum hal pertama yang harus di ketahui adalah berapa kebutuhan
nutrisi yang harus dipenuhi. Kebutuhan nutrisi itik berbeda pada setiap
tingkatan umur. Terdapat pula perbedaan kebutuhan nutrisi itik dari tiap
penelitian yang telah dilakukan.
Kebutuhan
nutrisi itik lokal pada berbagai tingkat umur
Jenis Nutrien
|
Starter
|
Grower
|
Layer
|
0-8 minggu
|
9-20 minggu
|
‘> 20 minggu
|
|
Energi
metabolisme (kkal/kg)
|
3.100
|
2.700
|
2.700
|
Protein
kasar (%)
|
17-20
|
15-18
|
17-19
|
Ca
(%)
|
0,6-1,0
|
0,6-1,0
|
2,9-3,25
|
Fosfor
total (%)
|
0,6
|
0,6
|
0,6
|
Lisin
(%)
|
1,05
|
0,74
|
1,05
|
Metionin
(%)
|
0,37
|
0,29
|
0,35
|
Sumber: Sinurat et
al., 2000
Contoh perhitungan
sederhana:
Misalkan
kita ingin membuat 100 kg ransum itik petelur dengan kandungan Protein Kasar (PK)
18%. Bahan baku utama yang tersedia adalah dedak. Pada tabel di atas, dedak
memiliki kandungan PK 11% dan penggunaanya maksimal 40%. Jika dimaksimalkan
berarti untuk membuat 100 kg pakan kebutuhan dedak adalah 40 kg.
Kandungan
protein dari 40 kg dedak adalah 40 x 11% = 4,4%.
Untuk
memenuhi 100 kg pakan, berarti perlu ada tambahan 60 kg bahan pakan lain dengan
kekurangan PK mencapai 13,6% (18%-4,4%). Dengan demikian, kadar protein
tambahan tersebut adalah (13,6/100) x 100% = 22,6%.
Selanjutnya,
bahan tambahan yang tersedia dan mudah di dapat adalah jagung kuning dengan kandungan PK 8% dan tepung ikan dengan
kandungan PK 50%. Untuk menghitung
kekurangan PK 22,6% tadi, digunakan rumus segi empat paerson sebagai berikut:
Jagung PK 8% 50-22,6
= 27,4%
22,6%
Tepung
Ikan 50% 22,6-8%
=14,6%
42,0%
Dengan
demikian, kebutuhan jagung adalah (27,4/42)x60 kg = 39,14 kg atau dibulatkan 39
kg. Kebutuhan tepung ikan = 60 kg-39 kg = 21 kg. Jdi untuk membuat 100 kg pakan
itik dengan kadar protein 18% dibutuhkan 40 kg dedak padi, 39 kg jagung giling dan
21 kg tepung ikan. Untuk memudahkan, hasil tersebut dapat dibuat presentasi
dedak padi : jagung : tepung ikan, yaitu 40% : 39% : 21%. Untuk memenuhi
kandungan gizi lainya bisa ditambahkan hijauan, premik atau sisa makanan dapur.
Dengan
metode bujur sangkar paerson tersebut tentunya kandungan nutrisi yang diketahui
terbatas hanya protein saya serta bahan pakan yang terbatas. Jika bahan yang
digunakan banyak, metode yang paling mudah adalah dengan metode coba-coba (trial and error) atau dengan bantuan
microsoft excel.
Selain
dengan metode yang tadi saya jelaskan, anda juga bisa mengikuti beberapa “resep”
peternak itik atau bebek di beberapa daerah seperti yang saya rangkum berikut
ini.
1. Pengalaman salah satu peternak di Kabupaten Tegal.
Komposisi
ransum itik yang digunakan adalah dua bagian dedak, dua bagian nasi kering (aking)
dan empat cangkang udang basah (pengganti satu bagian konsentrat). Jika susuah,
cangkang udang basah bisa diganti satu bagian rebon kering atau cangkang dan
daging udang yang telah dilumatkan. Menurut pengalaman peternak, dengan pakan
yang dicampur cangkang udang basah tersebut itik mampu berproduksi 80-90% (tentunya
umur dan jenis itik juga berpengaruh)
2. Pengalaman peternak di Kabupaten Mojokerto.
Komposisi
ransum yang diberikan adalah 15 kg dedak padi, 3 kg konsentrat, dan 2 kg jagung
yang digiling kasar. Diberikan 3 kali pagi, siang dan sore. Untuk membantu
pencernaan itik, pada siang hari ransum tersebut ditambah cincangan sayuran
atau hijauan seperti kangkung, genjer, batang pohon pisang. Untuk 100 ekor itik
dewasa, diperlukan rata-rata 2-4 kg ransum.
Komposisi
lainya adalah 15 kg dedak padi dan 7 kg ikan segar. Jika susah, ikan segar
dapat diganti dengan yuyu, remis, kodok kecil, keong dan hewan air lainya yang
tidak beracun. Semua protein hewani tersebut ditumbuk dulu lalu diaduk dengan
dedak sampai rata. Dengan komposisi ransum tersebut itik mampu bertelur kurang
lebih 80%.
Perhatian!!
Selain
jenis campuran ransum di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada
saat pemberian makanan, yaitu:
1)
Pemberian
protein hewani alternatif harus secara rutin (berkesinambungan). Apabila diberikan
kadang-kadang saja hasilnya tidak akan optimal
2)
Pakan
yang diberikan sebaiknya tidak berbentuk bubur. Alasanya, jika tidak habis maka
pakan akan cepat masam sehingga bisa membahayakan kesehatan itik. Pakan yang
masam harus segera dibuang. Jadi, sebaiknya pakan diberikan dalam bentuk akas
(agak kering). Namun, air minum harus tersedia dan jangan terlalu jauh jaraknya
dari pakan.
3)
Kadar
garam juga perlu diperhatikan. Ternak itik ini sangat tidak tahan terhadap
kadar garam yang berlebihan. Konsentrasi 2% saja dalam ransum atau 4.000 ppm
dalam air minumnya dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, perlu hati-hati
dalam penggunaan ataupun adanya garam dalam pakan itik.